Selasa, 04 Desember 2012

BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya. 

            Di Islandia, sebuah negara kecil di Erpa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama, sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia. Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di Indonesia, fenomena yang sama pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor 1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan perdagangan di seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa asing agar diubah menjadi bahasa Indonesia. Ketika awal pemberlakukan peraturan tersebut, tampak gencar dan bersemangat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan dan tertulis, bahkan turun ke lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang papan namanya menggunakan bahasa Inggris atau mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa Inggris. Misalnya, sebelumnya terpampang “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”, “Lippo Bank”, “Mestika Bank”, dan lain-lain, sekarang diubah menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal Ciputra”, “Bank Lippa”, “Bank Mestika”. Berbagai fenomena dan kenyataan itu akan semakin mendukung ke arah terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia.

"Agaknya pemahaman, penghayatan, dan penghargaan kita terhadap bahasa nasional dan negara sendiri belum tumbuh secara maksimal dan proporsional. Padahal, tak henti-hentinya pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar –setelah kaidah bahasa Indonesia oleh beberapa oknum pejabat Orde Baru dirusak dengan merubah akhiran "kan" menjadi "ken"."

Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya.Fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia 79 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan, sebab sudah banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah.

Untuk menggetarkan gaung penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestise tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?

Jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Para penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing, padahal sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.Agaknya pemahaman, penghayatan, dan penghargaan kita terhadap bahasa nasional dan negara sendiri belum tumbuh secara maksimal dan proporsional. Padahal, tak henti-hentinya pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar –setelah kaidah bahasa Indonesia oleh para pejabat Orde Baru dirusak dengan merubah akhiran "kan" menjadi "ken".

Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, siswa dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, siswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya. Dari hasil membaca, siswa dilatih berbicara, bercerita dan mampu mengungkapkan pen­dapat juga membuat kesimpulan.Dengan menulis, siswa dapat merefleksikan hasil bacaan dan pengamatannya. Dengan menyimak, siswa dapat mengkomparasikan pengetahuannya dengan berbagai hal yang disimak. Dengan berbicara, siswa dapat mengaktualisasikan pengetahuannya dalam bentuk komunikasi dengan orang lain. Dengan kemampuan bersastra, siswa dapat menampilkan nilai estetis dari bahasa, baik lisan maupun tulisan.

Untuk menopang semua itu, guru bahasa Indonesia harus dapat memotivasi siswa agar rajin membaca, termasuk membaca surat kabar. Dengan membaca surat kabar, mereka mampu beropini, baik di kelas pada waktu belajar atau melalui majalah dinding (mading) yang ada di sekolahnya. Selanjutnya, siswa pun mampu beropini melalui media cetak. Saat ini media yang khusus untuk bacaan pelajar memang masih sangat sedikit, karena surat kabar terlalu didominasi media cetak hiburan.Dengan membaca surat kabar setiap hari, ilmu pengetahuan siswa akan bertambah. Tanpa disadari sebenarnya mereka juga sedang belajar bahasa Indonesia. Setelah gemar membaca, siswa juga perlu dimotivasi untuk hobi menulis, menyimak, berkomunikasi dan bersastra. Guru akan merasa bangga kalau memiliki siswa yang berani mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang santun dan logis.


www.gunadarma.ac.id

Sumber :

http://aang-uzumaki-aang.blogspot.com/2012/11/bahasa-indonesia-dalam-era-globalisasi.html
http://www.mtsppiu.sch.id/bahasa-indonesia/eksistensi-bahasa-indonesia-era-global

Jumat, 05 Oktober 2012


Portofolio

Nama                     : Ahmad Zulfahmi
Tempat/Tgl Lahir      : Jakarta / 11 Febuari 1992
Tinggi                     : 172cm
Berat                      : 58 kg
Telp                       : 085710897108
Status                     : Single
Kewarganegaraan     : Indonesia
Kelas                       : 3KA09
NPM                        : 10110429
Pendidikan               :
- SD Pangudi Luhur  Jakarta Selatan
- SMP Pangudi Luhur Jakara Selatan
- SMAN 35 Jakarta
- Universitas Gunadarma
Pengalaman             : - Pengajar Ekskul Astronomi SMP PL (per.2010-sekarang)
                               - Pengajar Olimpide Sains Nasional
a. SMAN 35
b. SMAN 42
c. SMAN 115
d. SMAN 12
                               - Ketua Umum Forum Pelajar Astronomi (per. 2009-sekarang)
                               - Seksi Humas HAAJ (per. 2010-2011)
                               - Seksi Perlombaan HAAJ (per.2011-sekarang)
Gadged yang di miliki          :
- Handphone
- Komputer 

Kamis, 04 Oktober 2012

Implementasi Grafik Komputer Dan Pengolahan Citra Di Kehidupan Sehari-Hari



Dewasa ini, grafik komputer sangat penting digunakan dan diterapkan, karena mengikuti jaman sekarang yang mengikuti teknologi yang sudah semakin canggih dan sangat cepat berkembang. Grafik Komputer adalah seperangkat alat Hardware dan Software untuk membuat atau merealisasikan grafik, gambar, game, foto, dan video animasi. Grafik komputer sangat berperan penting pada Game Technology yang akhir-akhir ini atau mungkin setiap masanya selalu digemari oleh setiap kalangan dari anak-anak sampai dewasa. Grafik dari game technologi disinipun semakin bersaing, tiap perusahaan-perusahaan yang mengkomersilkan Video Game semuanya berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik dalam produksi video game nya. Oleh karenanya pengelolaan citra pun terjadi didalamnya, pengelolaan-pengelolaan pencitraan terjadi dalam memilih warna yang baik, unsur-unsur dimensinya, grafik-grafiknya, dan lain-lainnya. Itu salah satunya yanng mungkin harus dipertimbangkan dan dikembangkan oleh seorang programer game technology dalam memproduksi video-video game yang berkualitas dan yang akan dikomersilkan. Jadi keterkaitan di kedua unsur grafik & peneglolaan citra komputer dengan game technology ini sangatlah tinggi dan tidak bisa terpisahkan keduanya salaing melengkapi seperti sistem dan memang pada akhirnya keduanya terbentuk menjadi sebuah sistem.


Implementasi Grafik Komputer Pengelolaan Citra dengan Game Technology. 
Implementasi adalah proses untuk mewujudkan rumusan-rumusan atau rencana-rencana menjadi suatu tindakan yang nyata. Menurut Pressman dan Wildavsky Implementasi adalah Proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainyaImplementasi memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.









  • Evektifitas Implementasi ditentukan oleh kemampuan untuk membuat hubungan dan sebab-akibat yang logis antara tindakan dan tujuan.

  • Dalam hal ini mungkin sangat banyak unsur-unsur dari grafik komputer & pengelolaan citra yang dapat dikembangkan dan diimplementasikan kepada Game Technology.  Semakin besar grafik dan pengelolaan citra yang diciptakan untuk membuat Game semakin besar pula spesifikasi-spesifikasi recuirment yang dibutuhkan oleh Device itu sendiri. Jika spesifikasi device itu dibawah yang di inginkan maka sistem tidak akan berjalan dengan baik dan sempurna. 

    Grafik computer adalah salah satu cabang disiplin ilmu informatika yang mempelajari pembuatan gambar dengan menggunakan computer. Perbedaan antara grafik computer dengan pengolahan citra, gambar diinput ke dalam proses pengolahan citra sudah tersedia, sedangkan pada grafik computer dilakukan proses untuk menciptakan gambar dari awal. 

                Borland C++ Builder Prefessional merupakan salah satu bahasa pemrograman yang menyediakan tool-tool dan fungsi-fungsi untuk pembuatan aplikasi grafik.Ada lagi fasilitas-fasilitas GDI (Grafical Device Interface) yang dipunyai oleh Borland C++ Builder ini akan sangat memudahkan penggunanya dalam menciptakan aplikasi grafik.Borland C++ Builder menyediakan beberapa algoritma untuk mempresentasikan objek agar terlihat lebih nyata.Adapun perbedaan grafik komputer dan pengolahan citra. Grafik komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu objek gambar. Sedangkan pengolahan citra adalah mengolah sebuah citra lama sehingga menjadi citra baru.

    Contoh Grafik komputer dalam kehidupan sehari – hari misalkan pada film,grafik komputer menghasilkan efek animasi yang baik






    Ini sebagian contoh dari grafik computer dalam kehiduapan sehari-hari, diantaranya: 




  • Bidang Hiburan, seperti pada film yang grafik computer menghasilkan efek animasi yang baik.
  • Bidang Pendidikan,  digunakan untuk mempresentasikan objek-objek pada siswa secara nyata, dapat melalui power point ataupun software lainnya.
  • Computer Art, hasilnya dapat berupa kartun, potret, foto, layout media cetak, logo lukisan abstrak, desain interior dan eksterior, dsb.
  • Video Game, aplikasi yang beredar dipasaran mulai dari yang sederhana 2 dimensi seperti tetris hingga yang rumit 3 dimensi dan memerlukan resource banyak seperti winning eleven.

  • Dan ini merupakan contoh pengolahan citra dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:

  •  Bidang Kesehatan, digunakan untuk rontgen tubuh manusia yang berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada tubuh.






  • Bidang Visual, digunakan untuk pemotretan lewat satellite, GPS, foto kamera, dll.



  • Mikroskop Elektron,  salah satu pengolahan citra dalam ilmu kedokteran, mikroskop ini merupakan yang dapat memperbesar detail sangat kecildengan kekuatan sehingga menyelesaikan tinggi akibat penggunaan electron sebagai sumber penerangannya.


  • Contoh aplikasi lainnya :
    * pemetaaan tutupan lahan dan pendeteksian perubahan lahan
    * penilaian pertanian dan monitoring
    * manajemen pantai dan sumber daya laut
    * explorasi mineral
    * explorasi minyak dan gas
    * manajemen sumber daya hutan
    * perencanaan kota dan pendeteksian perubahan lahan kota
    * pemasangan dan perencanaan telekomunikasi
    * oseanografi fisik
    * pemetaan topografis dan geologis
    * pemetaan dan pendeteksian es laut


    www.gunadarma.ac.id

    Rabu, 27 Juni 2012

    Menjelajah Alam Semesta jilid 3


    A.      Misi Penjelajahan Antariksa

    Misi Penjelajahan Antariksa adalah Misi Eksplorasi di luar Bumi dan biasanya menyangkut teknologi, ilmu pengetahuan, dan politik yang berhubungan dengan luar angkasa. Biasanya misi ini berupa pengiriman pendeteksi berupa Wahana Antariksa dan bahkan pengiriman manusianya langsung. Hal ini disebabkan Manusia selalu berusaha untuk mengetahui lebih jauh tentang benda-benda langit yang teramati dan semangat manusia untuk menjelajah wilayah-wilayah baru yang belum terjamah.
    Misi Penjelajaha n dimulai sejak ditemukannya teknologi Roket. Roket pertama kali dibuat pada Maret 1926 oleh ilmuawan asal Amerika bernama Robert H. Goddard. Lalu Perang Dunia II menggunakan roket sebagai senjata. Roket V2 buatan Ilmuwan Jerman bernama Hermann Oberth beserta muridnya bernama Wernher von Braun dan ditahun 1933 roket V2 diproduksi massal oleh NAZI guna sebagai senjata untuk menguasai Eropa. Lalu setelah perang dunia II selesai, sementara Wernher von Braun bergabung ke Amerika dan mengembangkan Roket disana, sementara Uni Soviet mendapatkan bekas pabrik pembuatan roket V2. Ilmuwan Uni Soviet bernama Sergey Korolev berhasil memodifikasi roket V2 menjadi R1. Dan berkembanyanya roket dari mulai dibuat hingga zaman sekarang sangat membantu dalam mendukung terlaksananya penjalejahan ruang angkasa. Adapun misi penjelajahan Antariksa terbagi ada 2 misi/program dan telah terlaksana yakni berupa :
    1.        Misi Tak Berawak

           Program Sputnik
    Program Sputnik adalah serangkaian misi antariksa tak berawak dengan tujuan mengisikan satelit ke orbit Bumi milik Uni Soviet antara tahun 1957-1958. Wahana ini berupa satelit yang mengorbit di Bumi, khusus untuk sputnik 2, wahana ini juga ditumpangi oleh seekor anjing bernama “laika”.

           Program Pioneer
    Program Pioneer adalah serangkaian misi luar angkasa tak berawak yang mulanya ditujukan ke Bulan, hingga akhirnya dikembangkan men uju ke berbagai planet. Program ini merupakan kepunyaan Amerika Serikat antara tahun 1958 - 1978. Pada wahana Pioneer 1-4 ditujukan untuk focus meneliti Bulan, sedangkan Pioneer 6-9 ditujukan ke Matahari dan Pioneer 10-11 menuju planet Jupiter dan Saturnus, serta pioneer 12-13 ditujukan menuju planet Venus.

           Program Luna
    Program Luna adalah serangkaian misi luar angkasa tak berawak ke Bulan milik Uni Sovyet antara 1959 dan 1976. Tiap wahana terdiri dari dua bagian, orbiter (pengorbit) dan lander (pendarat), dengan 15 misi di antaranya sukses, dan seringkali menjadi yang pertama dalam penjelajahan antariksa. Misi Luna diantaranya melaksanakan banyak eksperimen, mempelajari komposisi kimia, gravitasi, suhu, dan radiasi Bulan. Dua puluh empat wahana antariksa secara resmi diberi nama Luna. Perkiraan biaya Program Luna adalah sekitar 4,5 juta dollar.

           Program Zond
    Program Zond adalah serangkaian misi luar angkasa tak berawak ke berbagai Planet dan Bulan milik Uni Sovyet antara 1964 dan 1970. Wahana antariksa ini dikirim tujuan awalnya untuk berbagai planet, seperti Zond 1 dikirim untuk ke planet Venus, Zond 2 dikirim untuk planet Mars, dan mulai pada misi Zond 3-10 baru difokuskan ke Bulan. Sepuluh wahana antariksa secara resmi diberi nama Zond.

           Program Venera
    Program Venera adalah serangkaian misi luar angkasa tak berawak ke planet Venus milik Uni Sovyet antara 1961 dan 1984. Tiap wahana terdiri dari dua bagian, orbiter (pengorbit) dan prober (pendeteksi). Misi Venera diantaranya melaksanakan banyak eksperimen, mempelajari komposisi atmosfer, kimia, gravitasi, suhu, dan radiasi planet Venus. Misi Venera juga dilanjutkan dengan Program Vega, dimana wahana tersebut ditujukan untuk meneliti Planet Venus dan Komet Halley. Enam Belas wahana antariksa secara resmi diberi nama Venera.

           Program Probe Mars
    Program Probe Mars adalah s  erangkaian misi luar angkasa tak berawak ke planet Mars milik Uni Sovyet antara 196o dan 1973. Tiap wahana terdiri dari 3 bagian, yakni flyby (pelintas), orbiter (pengorbit) dan prober (pendeteksi). Tujuh wahana antariksa secara resmi diberi nama Mars
           Program Ranger
    Program Ranger adalah serangkaian  misi luar angkasa tak berawak ke Bulan milik Amerika Serikat antara 1961 dan 1965. Tiap wahana berbentuk dari dua bagian, yakni orbiter (pengorbit) dan prober (pendeteksi),  dengan 3 misi di antaranya sukses, dan seringkali menjadi yang pertama dalam penjelajahan antariksa. Misi Ranger diantaranya melaksanakan banyak eksperimen, mempelajari komposisi kimia, gravitasi, suhu, dan radiasi Bulan. Sembilan wahana antariksa secara resmi diberi nama Ranger. Perkiraan biaya Program Ranger adalah sekitar 170 juta dollar.

           Program Mariner
    Program Mariner adalah serangkaian misi luar angkasa tak berawak ke berbagai Planet milik Amerika Serikat antara 1962 dan 1973. Wahana antariksa ini dikirim ke Planet Mars terdiri dari Mariner 3, 4, 6, 7, 8, 9, sedengkan untuk ke planet Venus, yakni Mariner 1, 2, 5, dam Mariner 10 sekaligus dilanjutkan ke planet Merkurius. Sedangkan untuk planet Jupiter dan Saturnus dikirimkan Meriner 11 dan 12 dengan nama Voyager 1 dan 2. Dua Belas wahana antariksa secara resmi diberi nama Mariner .

           Program Surveyor
    Program Surveyor merupakan misi luar angkasa tak berawak yang dikirim ke Bulan milik Amerika Serikat antara tahun 1966-1968. Wahana ini berupa Lander (Pendarat), dimana misi ini merupakan wahana yang dijadikan tahapan persiapan pengiriman manusia ke bulan melalu program Apollo nantinya. Tujuh wahana antariksa secara resmi diberi nama Surveyor. Perkiraan biaya Program Surveyor adalah menelan sekitar 469 juta dollar

           Program Viking
    Program Viking merupakan misi luar angkasa tak berawak yang dikirim ke Planet Mars milik Amerika Serikat antara tahun 1975-1982. Wahana ini terdiri atas 2 jenis, yakni Orbiter (Pengorbit) dan Lander (Pendarat). Misi Viking terdiri atas Viking 1 dan 2. Perkiraan biaya Program Viking adalah menelan sekitar 1 milyar dollar

           Program Voyager
    Program Voyager adalah rangkaian misi luar angkasa Amerika Serikat. Misi ini meliputi peluncuran dua wahana antariksa, yaitu Voyager 1 dan Voyager 2. Keduanya diluncurkan pada tahun 1977 dengan alasan untuk memanfaatkan deretan planet yang sesuai pada akhir 1970-an. Tujuan utama peluncuran misi ini adalah untuk mempelajari Yupiter dan Saturnus, tetapi dua pesawat tersebut mampu melanjutkan perjalanan mereka hingga ke tata surya luar. Saat ini mereka sedang berada dalam perjalanan keluar tata surya. Voyager 1 saat ini merupakan objek buatan manusia terjauh dari Bumi.

           Program Vega
    Program Vega merupakan misi luar angkasa tak berawak milik Uni Soviet yang ditujukan ke planet Venus dan Komet Halley. Misi ini dimulai tahun 1984-1986, dimana wahana ini dimulai untuk meneliti planet venus dengan cara mengirimkan probe (pendeteksi) khusus untuk meneliti atmosfer venus berupa Balon Udara. Wahana antariksa yang memiliki seri Vega 1 dan 2 memiliki disain hamper sama dengan wahana venera 9 dan 10.
           Program Phobos
    Program Phobos merupakan misi luar angkasa tak berawak milik Uni Soviet untuk meneliti satelit alam planet Mars bernama Phobos. Wahana Antariksa Phobos 1 dan 2 ini dimulai tahun 1988-1989 untuk mengambil data penelitian satelit phobos.


    Selain misi tak berawak diatas, juga masih banyak lagi yang lain seperti contoh yang ditujukan ke planet Mars dimana NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) sejak tahun 1992-2011 telah mengirimkan rangkaian misi diantaranya :
    • Mars Observer (25 September 1992)
    • Mars Global Surveyor (7 November 1996)
    • Mars Pathfinder (4 Desember 1996)
    • Mars Odyssey (7 April 2001)
    • Mars Explorer Rovers (10 Juni & 6 Juli 2003)
    • Mars Reconnaissance Orbiter (12 Agustus 2005)
    • Mars Phoenix Lander (4 Agustus 2007)
    • Mars Science Laboratory (26 November 2011)

    2.        Misi Berawak

    Pada misi berawak berdasarkan objek yang dikirim terbagi atas 3 kategori diantaranya Pengiriman pada misi ;

    a.         Misi pengiriman Hewan ke luar angkasa

           Hewan di angkasa
    Amerika Serikat mengirimkan hewan pertama ke luar angkasa berupa hewan “Lalat Buah” yakni dikirim pada 20 Februari 1947 dengan menggunakan roket V2 selama 3 menit 10 detik, lalu dilanjutkan pada hewan “Monyet ekor Panjang” pada tanggal 14 Juni 1949 dan “Tikus” pada 30 Agustus 1950, tapi sayangnya kedua hewan tersebut mati saat kembali ke daratan. Lalu program pengiriman hewan diikuti oleh Uni Soviet dengan mengirimkan beberapa ekor “Anjing”, dimana anjing bernama “Laika” berhasil berangkat ke Orbit Bumi dengan menggunakan wahana Sputnik 2, lalu Amerika tidak mau berhenti dan Amerika terus mengirimkan hewan Monyet dan Simpanse, hingga akhirnya pada tanggal 28 Mei 1959 primata bernama Able dan Baker tersebut dengan menggunakan roket Jupiter AM-18.
     Setelah sukses mengirimkan beberapa anjing, Uni Soviet pada Maret 1961 mengirimkan hewan Babi dan Katak dengan menggunakan roket Vostok 3A. Lalu Prancis ikut Mengirimkan hewan “Tikus” pada Februari 1961 dan Oktober 1962, dan dilajutkan dengan mengirimkan “Kucing” pada 18 Oktober 1963 dengan menggunakan roket  AGI VĂ©ronique dan “Monyet” pada Maret 1967. Cina mengirimkan  Tikus dan Anjing sepanjang tahun 1964-1966. Dan Argentina mengirimkan Monyet pada tanggal 11 April 1967. Pada tahun 1967-1868 nmeluncurkan satelit Biosatellite I dan  II yang membawa beberapa serangga seperti Lalat, Tawon, dan Kumbang. Ditahun 70-an Amerika membawa beberapa hewan untuk di teliti di Skylab Space Station diantaranya serangga Laba-laba, sedangkan Uni Soviet memperkenalkan program “Bion” yakni program untuk meneliti hewan berupa Kura-kura, Tikus, dan Ikan untuk diteliti di Salyut Space Station. Di tahun 80-an Amerika dan Soviet sama-sama membawa hewan Kadal dan Ayam untuk diteliti di stasiun ruang angkasa masing-masing. Sedangkan di tahun 90-an, Uni Soviet memperkenalkan program tambahan berupa program “Foton” merupakan tindak lanjut dari Bion, yakni dengan membawa hewan penelitian berupa Udang, Kadal, Lalat dan Kumbang untuk diteliti di MIR Space Station. Sedangkan Amerika membawa hewan Jangkrik, Tikus, Katak, Kadal, Lalat, Siput, Ikan, Bulu babi, Ngengat dan Udang untuk diteliti di Space Shuttle (Pesawat Ulang Alik Amerika). Ditahun ini Jepang ikut mengirimkan 3 ekor katak ke MIR. Dan yang terakhir di tahun 2000-an kedua Negara beserta Negara lain ikut mengirimkan hewan untuk diteliti di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS), adapun hewannya berupa Ulat Sutra, Laba-laba, Tawon, Semut, Kepik, Kecoa, Kalajengking, dan Kupu-kupu. Dan pada tanggal 3 Februari 2010, Iran merupakan Negara terakhir yang mengirimkan Kura-kura dan Cacing dengan menggunakan roket Kavoshgar 3

           Anjing di angkasa
    Uni Soviet lebih memilih untuk menggunakan sepasang anjing betina liar untuk eksperimen ruang angkasa mereka pada tahun 50-an dan 60-an. Kebanyakan dari penerbangan mereka berhasil, dan beberapa anjing telah terbang lebih dari sekali. Pada tahun 1951, Dezik dan Tsygan menjadi anjing pertama yang bertahan hidup di luar angkasa. Sayangnya, Dezik tewas dalam peluncuran berikutnya. 2 anjing dari Soviet, Belka dan Strelka (bersama dengan kelinci, dua tikus, dan spesimen biologi lainnya) pertama mencapai luar angkasa bersama Sputnik 5. Salah satu jenis anjing Strelka yang kemudian diberikan sebagai hadiah kepada anak Presiden Amerika John F. Kennedy.

    Uni Soviet mengirimkan hewan Anjing sebagai salah satu penumpang di misi berawak

           Monyet di angkasa
    Amerika Serikat meluncurkan Air Force Aeromedical Laboratory “Albert” (Juni 1948 - Agustus 1950) di White Sands, NM adalah eksperimen pertama yang menggunakan primata Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Program Albert I diluncurkan pada tanggal 11 Juni 1948 dengan menggunakan Roket V2. Sayangnya dia tidak dapat bertahan hidup (sebenarnya, ia bahkan tidak sampai ke ruang angkasa). Barulah pada tanggal 14 Juni 1949, Albert II menjadi monyet pertama dalam ruang angkasa ketika ia mencapai ketinggian 83 mil (134 km). Lalu program Albert III-V mengalami kematian pada sang monyet, dan barulah Albert VI berhasil melintasi angkasa dalam kurun waktu 2 jam dengan menggunakan Roket Aerobee pada 18 April 1951. Program Albert dihentikan hingga dimulai lagi pada tahun 1958 dengan mengirimkan primata.


    Amerika Serikat memilih mengirimkan hewan Monyet dan Simpase sebagai salah satu penumpang di misi berawak

    Pada tahun 1958, Amerika mengirimkan “Gardo”, seekor monyet utnk melintasi angkasa dengan menggunakan Roket Jupiter, namun sayang si gordo meninggal dikarenakan kerusakan system parasut. Lalu di tanggal 28 Mey 1959, barulah mengirimkan sepasang monyet bernama Able dan Baker menggunakan Roket Jupiter berhasil mengelilingi Bumi dengan kecepatan 16 ribu km/jam. Lalu di tanggal 4 Desember 1959 mengirimkan sepasang Simpanse bernama Han dan Sam. Sejak itu banyak Negara selain Amerika mengirimkan banyak Primata ke Luar Angkasa.

    b.        Misi pengiriman Manusia ke luar angkasa

           Program Vostok
    Program Vostok merupakan misi pengiriman manusia ke ruang angkasa milik Uni Soviet antara waktu 1961-1963. Misi Vostok terdiri atas 6 rangkaian misi, diantaranya misi vostok 1 berhasil mengirimkan manusia pertama ke luar angkasa bernama Yuri Gagarin dan Vostok 6 berhasil mengirimkan wanita pertama keluar angkasa, yakni Valentina Tereskova. Wahana tersebut diberi nama berdasarkan misinya yakni Vostok 3KA-3 dan menggunakan Roket Vostok 8K72K merupakan variasi Roket R-7 Semyorka.

           Program Mercury
    Program Mercury merupakan misi pengiriman manusia ke luar angkasa milik Amerika kurun waktu 1959-1963. Misi Mercury terdiri atas 7 rangkaian misi, diantaranya misi Mercury 1 berhasil membawa manusia Amerika pertama keluar angkasa bernama Alan Shepard dan misi Mercury 3 berhasil membawa manusia amerika pertama ke orbit Bumi, bernama John Glenn. Wahana yang digunakan untuk misi Mercury bernama Freedom 7 dan menggunakan Roket Redstone untuk suborbital dan Roket Atlas D. Dalam keseluruhan misi Mercury ini, Amerika menghabiskan dana sebesar 392,6 Juta Dollar.

           Program Voskhod
    Program Voskhod merupakan lanjutan dari program Vostok milik Uni Soviet. Misi ini dimulai 1964-1965 dengan 6 rangkaian misi, akan tetapi Cuma 2 misi yang dijalankan, yakni di misi Voskhod 1, Soviet berhasil mengirimkan 3 orang Kosmonout sekaligus dalam Wahana Voskhod 1 dan di misi Voskhod 2, Kosmonout Alexey Leonov berhasil mencatatkan namanya sebagai manusia pertama yang berjalan di luar angkasa. Pada misi Voskhod menggunakan wahana Vostok 3KV dan Voskhod 3KD serta mengunakan Roket Voskhod 11A57 varian R-7.


           Program Gemini
    Program Gemini merupakan lanjutan dari Program Mercury milik Amerika. Misi ini dimulai dari tahun 1965-1966 dengan 12 rangkaian misi, akan tetapi Cuma 9 yang berhasil membawa Astronout ke luar angkasa. Hal ini dikarenakan dapa misi Gemini 1 dan 2 merupakan misi test untuk roket dan jangkauan peluncuran sampai suborbital. Pada misi Gemini 3 berhasil mencatatkan manusia pertama yang mengelilingi orbit bumi selama 3 kali dan misi Gemini 4 berhasil melakukan berjalan diluar angkasa (Spacewalk) selama 22 menit atas nama Astronout Edward White. Misi Gemini menggunakan wahana Gemini dan roket Titan GT, serta misi ini juga diperkirakan menghabiskan 1,3 milyar dollar untuk keselurahan program.

           Program Soyuz
    Program Soyuz merupakan program lanjutan Voskhod dan Vostok milik Soviet / Rusia yang dimulai tahun 1967 sampai tahun 2012 masih dipergunakan. Pada tahun 70-an dan 80-an misi Soyuz banyak digunakan untuk mengirimkan Wahana antariksa Kosmos dan Soyuz. Sampai saat ini Program Soyuz telah memilik 8 Generasi Wahana Antariksa dan sampai sekarang masih digunakan Rusia utnk mengirimkan Kosmonout  ke International Space Station (ISS) dan Wahana Antariksanya keluar angkasa.

           Program Apollo
    Program Apollo merupakan program pengiriman manusia ke Bulan milik Amerika. Misi yang dimulai tahun 1967-1972 mempunyai 17 rangkaian misi, sementara hanya 6 misi yang berhasil membawa manusia untuk mendarat di permukaan Bulan, yakni dimulai oleh misi Apollo 11 dengan Wahana Lunar Modul bernama Colombia dan berhasil mendaratkan Astronout Neil Amstrong dan Edwin Aldrin, sedangkan Astronout Michael Collins berada di Orbit Bulan. Misi Apollo 8 merupakan misi yang pertama kali memasuki Orbit Bulan dan misi Apollo 17 merupakan misi terakhir untuk pendaratan manusia kebulan sekaligus menutup program Apollo. Program Apollo memakan biaya setara 7 milyar dollar untuk keseluruhan misi.

           Stasiun Ruang Angkasa (Space Station)
    Misi Stasiun Ruang Angkasa merupakan salah satu wahana antariksa berawak. Dimana tujuan dibuat utnuk bidang penelitian dan militer (mata-mata) diawal pembuatannya, dimana banyak para Astronout dan Kosmonout yang tinggal disana. Adapun Stasiun Ruang angkasa milik Uni Soviet/Rusia adalah Salyut and Mir Space Station, sedangkan Amerika mempunyai Skylab Space Station. Ditahun 1998 dimulailah pembangunan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station) yang terdiri atas 16 Negara. Untuk merakit 46 Komponen wahana menjadi Stasiun sekita 10 tahun, tapi dkarenakan kecelakan Colombia baru tahun 2012 ini ISS rampung.

    Stasiun Ruang Angkasa (Space Station) : SALYUT (kiri), SKYLAB (tengah), MIR (tengah) dan ISS (kanan)
           Program Space Shuttle
    Program Space Shuttle merupakan program Pesawat Ruang Angkasa milik Amerika, dimana program ini dimulai tahun 1981-2011, yakni kurun waktu 30 Tahun. Terdapat 6 Pesawat, diantaranya Enterprise, Colombia, Challenger, Discovery, Atlantis, dan Endeavour. Diantara ke enam pesawat itu hanya Enterprise yang tidak berangkat keluar angkasa, sedangkan ada 2 pesawat yakni Challenger di tahun 1986 dan Colombia di tahun 2003 yang mengalami musibah hancur. Sementara Uni Soviet memiliki 1 pesawat ruang angkasa, namun tidak jadi diberangkatkan ke ruang angkasa bernama Buran.

    Pesawat Ruang Angkasa (Space Shuttle) : CHALLENGER (Amerika/kiri) dan BURAN (Soviet/kanan)

           Program Shenzhou
    Prorgam Shenzhou merupakan program pengiriman wahana berawak milik Cina. Program ini sudah mulai dibuat sejak tahun 1999 hingga kini. Sampai tahun ini direncanakan program ini masuk ke misi 8 dan 9. Dimana pada misi Shenzhou 5 tanggal 15 Oktober 2003 berhasil mengirimkan Taikonout bernama Yang Liwei  dan 2 tahun kemudian mengirimkan 2 Taikonout pada misi Shenzhou 6. Ditahun 2008 Cina berhasil mengirimkan 3 Taikonout-nya keluar angkasa dengan menggunakan Shenzhou 7, dimana salah satu Taikonoutnya bernama Zhia Zhigang berhasil melakukan melakukan perjalanan diluar angkasa (spacewalk). Ditahun 2011, Cina melalu misi Shenzhou 8 mengirimkan modul wahana perdana buat Stasiun Ruang Angkasa Cina yang bernama Tiangong 1. Dan ditahun 2012 ini Cina berencana akan mengirimkan misi Shenzhou 9 dengan 3 Taikonout-nya untuk bias berhabung dengan modul stasiun ruang angkasa Tiangong nantinya. 

    www.gunadarma.ac.id

    sumber :Hand Out Pertemuan  HAAJ , EKSPLORASI RUANG ANGKASA Nurdiansah, ST

    Menjelajah Alam Semesta jilid 2


    A.      Wahana Antariksa

    Wahana Antariksa merupakan sebuah Instrumentasi Peneliti yang mengudara untuk mengekplorasi ruang angkasa. Wahana antariksa berdasarkan kelasnya terdiri atas “wahana tak berawak” dan “wahana berawak” dimana wahana antariksa tak berawak merupakan wahana yang tidak dirancang untuk mengangkut awak pesawat dan mempunyai ciri-ciri Wahana tersebut tidak dilengkapi dengan file suport system dan Wahana tersebut dikendalikan dari jarak jauh, yakni  dari  Bumi atau disetting secara otomatis. Sedangkan untuk Wahana berawak merupakan wahana antariksa yang berisikan satu atau lebih awak pesawat  yang  bertugas  sebagai  pengendali wahana atau sebagai peneliti atau tugas-tugas khusus tertentu serta Wahana tersebut dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan dan sistem tempat tinggal para awak (seperti : cockpit, cabin, dll) dan Wahana tersebut juga  mempunyai  sistem  yang  disetting  secara otomatis, sehingga dapat berfungsi sebagai wahana tak berawak.

    Pada umumnya wahana antariksa dibagi menjadi 3 Jenis berdasarkan daerah jelajahnya, diantaranya : Wahana Antariksa di sekeliling Bumi (NearEarth Spacecraft), Wahana Antariksa antar Planet (Interplanetary Spacecraft) dan Wahana Antariksa antar Bintang (Interstellar Spacecraft), sedangkan untuk wahana antariksa dibagi menjadi 4 Jenis berdasarkan Bagaimana cara wahana diantariksakan, diantaranya : Wahana sebagai satu kesatuan, Wahana dengan bantuan booster pendorong, Wahana dirakit di orbit Bumi dan Wahana sebagai industri pembuat wahana di orbit

    Wahana Antariksa dibagi menjadi 5 Jenis berdasarkan daerah jelajah yang ada di Orbit Bumi ;
    • Wahana Antariksa yang memiliki Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit)
    • Wahana Antariksa yang memiliki Orbit Bumi Menengah (Medium Earth Orbit)
    • Wahana Antariksa yang memiliki Orbit Bumi Tinggi (High Eargh Orbit)
    • Wahana Antariksa yang memiliki Orbit Geo Stationer (Geo Stationary Orbit)
    • Wahana Antariksa yang memiliki Orbit Kutub (Polar Orbit)

    Wahana Antariksa dibagi menjadi 5 Jenis berdasarkan daerah jelajah antar Planet ;
    ·         Wahana yang melewati planet tujuan (Planetary Fly-by Spacecraft)
    ·         Wahana yang mengedari / orbit planet tujuan (Planetary Orbiter Spacecraft)
    ·         Wahana yang mendarat pada permukaan planet tujuan (Planetary Lander Spacecraft)
    ·         Wahana yang menjelajah pada permukaan planet tujuan (Planetary Rovers Spacecraft)
    ·         Wahana yang memiliki kemampuan untuk terbang lagi setelah mendarat (Planetary Ascent Spacecraft)
    Contoh Wahana Antariksa yang mempunyai misi ke planet Mars
    Mariner 6 (Flyby/kiri), Mars Global Surveyor (Orbiter/tengah), Viking Lander (Lander/tengah)
     dan Mars Explorer Rovers (Rovers/kanan)

    Pada umumnya wahana antariksa antar bintang masih dalam konsep penerbangan, adapun konsep yang diketahui diantaranya : seperti contoh Wahana Antariksa yang akan menuju bintang Alpha Centauri dengan jarak 4,3 Tahun Cahaya (40 Trilyun km) memerlukan beberapa konsep Pengiriman Wahana Antariksa yang harus dilakukan, diantaranya ;
    • Membuat wahana berawak berbentuk Koloni
    • Wahana bergerak dengan 1/10 Kecepatan Cahaya (c= 3 x 108 m/s) dan menempuh waktu 40 tahun untuk sampai.
    • Wahana tersebut bergerak dengan membuat alat pedorong wahana yang diposisikan  pada planet Merkurius dan Jupiter.
    • Semua awak wahana merupakan Wanita, dikarenakan Wanita yang dapat berkembang  biak.
    • Adapun apabila Pria diikutkan maka harus ditanamkan Rahim Buatan untuk  berkembang biak.
    Akan tetapi konsep ini mengalami kendala juga yakni, kita tahu Wahana antariksa tercepat yang pernah dibuat manusia adalah wahana Voyager 2 yakni dengan berkecepatan = 27.000 km/jam, berarti dengan kecepatan itu wahana antariksa yang akan dikirim tersebut baru akan sampai di Bintang Alhpa Centauri sekitar 160.000 Tahun, Suatu hal yang tidak Mungkin dan terlalu lama

    www.gunadarma.ac.id

    sumber :Hand Out Pertemuan  HAAJ , EKSPLORASI RUANG ANGKASA Nurdiansah, ST